Rabu, 03 Juli 2013

Menurut BPS penduduk miskin Indonesia 28,07 juta jiwa

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pada Maret 2013, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,07 juta orang atau 11,37 persen. Angka kemiskinan ini masih jauh di bawah target kemiskinan yang ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2013 sebesar 10,5 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2013 berkurang sebesar 0,52 juta orang jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 sebesar 28,59 juta orang atau 11,66 persen.

Dia menjelaskan, selama periode September 2012-Maret 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang dari 10,51 juta orang pada September 2012 menjadi 10,33 juta orang pada Maret 2013. Sementara di daerah perdesaan berkurang 0,35 juta orang dari 18,09 juta orang pada September 2012 menjadi 17,74 juta orang pada Maret 2013.

"Ada banyak faktor terkait penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periode September 2012- Maret 2013," ujar Suryamin dalam acara "Konferensi Pers BPS Mengenai Data Kemiskinan" di Gedung BPS, Jakarta, Senin (1/7).

Menurut dia, ada enam faktor yang menyebabkan angka kemiskinan mengalami penurunan. Pertama, selama periode September 2012-Maret 2013 inflasi umum relatif rendah yaitu sebesar 3,2 persen.

Kedua, upah harian (nominal) buruh tani dan bangunan meningkat selama periode September 2012-Maret 2013, yaitu masing-masing sebesar 2,08 persen dan 9,96 persen. Ketiga, secara nasional rata rata harga beras relatif stabil, tercatat pada September 2012 sebesar Rp 10.414 per kg, dan pada Maret 2013 sebesar Rp 10.718 per kg.

Keempat, perekonomian Indonesia triwulan I-2013 tumbuh sebesar 1,41 persen terhadap triwulan IV-2012. Kelima, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 5,92 persen, turun jika dibanding pada Agustus 2012 sebesar 6,14 persen.

Sedangkan yang keenam, selama periode September 2012-Maret 2013, harga eceran beberapa komoditas bahan pokok seperti minyak goreng, gula pasir dan tepung terigu mengalami penurunan, yaitu masing-masing turun sebesar 5,10 persen, 0,60 persen dan 0,20 persen.

Suryamin mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan BPS, ada beberapa komoditas yang memberikan sumbangan besar terhadap garis kemiskinan baik di kota maupun di desa pada Maret 2013.

Menurutnya, lima komoditas makanan terbesar adalah beras sebesar 25,86 persen di kota dan 33,97 persen di desa. Rokok kretek filter sebesar 8,82 persen di kota dan 7,48 persen di desa. Telur ayam ras 3,50 persen di kota dan 2,57 persen di desa. Mi instan 2,67 persen di kota dan 2,28 persen di desa, serta gula pasir 2,65 persen di kota dan 3,67 persen di desa.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Wynandin Imawan mengatakan, Maluku dan Papua mempunyai persentase penduduk miskin terbesar yaitu 23,97 persen, yang diikuti Bali dan Nusa Tenggara 14,51 persen. Sedangkan Sumatera 11,51 persen, Jawa 10,92 persen, Sulawesi 11,22 persen dan Kalimantan 6,37 persen.

"Meskipun ada penurunan kemiskinan secara nasional ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan presentase kemiskinan baik di kota dan desa jika dibandingkan September 2012," ujar dia.

Menurut Wynandin, ada tujuh provinsi yang mengalami peningkatan angka kemiskinan, yaitu Sumatera Barat naik 0,14 persen, Sumatera Selatan naik 0,76 persen, Banten 0,03 persen, Bali 0,02 persen, Kalimantan Barat naik 0,38 persen, Sulawesi Utara 0,24 persen, Gorontalo 0,29 persen, serta Papua 0,47 persen. (ID/Dho/Rin)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...