Bangkalan (Antara Jatim) – Sekitar 60 juta penduduk Indonesia masih
melakukan buang air besar (BAB) secara sembarangan, sehingga menyebabkan
lingkungan kurang sehat.
“Selain itu sekitar 55 persen kondisi limbah air juga kurang baik,
sehingga berdampak pada kondisi lingkungan yang kurang sehat,” kata juru
bicara fasilitator PPSP (Percepatan Pembangunan Sanitasi Lingkungan)
Provisi Jawa Timur, Khusnan di Bangkalan, Kamis.
Khusnan mengemukan hal ini di sela-sela acara pelatihan “Enumerator
Supervisor dan Entri Data” dalam rangka “Study Environmental health Risk
Assessment/ studi kajian risiko kesehatan lingkungan” di aula PKPN
Bangkalan.
Ia mengatakan, saat ini masih banyak kondisi lingkungan yang harus
diperbaiki, agar bisa tercipta lingkungan masyarakat yang sehat.
Terutama, masalah pengembangan sanitasi di masyarakat.
“Masih banyak masyarakat kita ini yang terbiasa buang air besar di selokan bahkan di bawah pohon,” ujarnya.
Tidak hanya masyarakat perdesaan, lanjut Khusnan, penduduk di daerah
perkotaan yang memeliki sanitasi juga belum tentu kondisinya baik.
Karena mereka tidak memperhatikan jarak antara rembesan limbah air
dengan sumur.
“Sesuai data, sekitar 28,7 persen sanitasi di daerah perkotaan yang tidak mempertimbangkan rembesan air limbah,” katanya.
Tidah hanya itu saja, sekitar 98 persen sampah masih “open damping”,
dalam artian tidak dikelola dengan benar, sehingga masih berpotensi
menimbulkan pencemaran.
Khunan menjelaskan, selain masalah sanitasi dan sampah, saluran air
di sejumlah daerah di Jawa Timur masih kurang baik, karena hanya sekitar
52,3 persen yang lancar. Sisanya masih rawan terjadinya banjir, karena
saluran air tersumbat dan hal ini bisa mengundang bibit penyakit.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Achmad Aziz, pelatihan “Study
Environmental health Risk Assessment” itu yang merupakan program kerja
dari delapan Kementerian.
Salah satu tujuannya untuk mendata dan mengetahui kondisi kesehatan lingkungan di masyarakat.
“Pelatihan ini, diikuti sebanyak 150 peserta dari desa siaga yang
tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Bangkalan,” katanya menjelaskan.
Ia menjelaskan, nantinya para peserta itu akan melakukan pengecekan
di masing-masing rumah tangga yang berkaitan dengan pola hidup sehat dan
lingkungan sehat.
Diantaranya berupa kebiasan buang air besar, membuang sampah sampai
ketersedian sanitasi dan air bersih. Sebab dari indikator itu bisa
menentukan sehat tidaknya kondisi lingkungan di masyarakat.
“Kalau lingkungan tidak sehat, maka akan rawan terserang penyakit,
demam berdarah, diare, dan penyakit kulit lainnya,” terang Aziz.
Ia mengatakan setelah itu langkah berikutnya akan melakukan rapat
koordinasi dengan instansi terkait guna menangani kondisi lingkungan
yang tidak sehat, karena hal itu merupakan tanggungjawab bersama dan
seluruh elemen masyarakat. (*)
Rabu, 03 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar